Curhatan Pekerja di THM Sidrap, Sungguh Mengharukan

oleh
oleh

SIDRAP, MITRASATU.com — Bagi wanita pekerja malam di Tempat Hiburan Malam, (THM) lebih banyak menyimpan beragam cerita sedih, pilu dan mengharukan, dari pada cerita bahagia.

Hal tersebut diungkapkan salah seorang wanita pekerja malam di THM di salah satu THM di Sidrap, namanya (R) asal Palopo, Minggu Malam (30/8/2020).

(R) ini berprofesi sebagai pelayan Kafe selama kurang lebih satu tahun terakhir ini.

“Banyak orang mengira, kita bekerja disini hanya sebagai pelayan hawa nafsu para lelaki hidup belang, tetapi mereka salah. Kita hanya sebatas pelayan tamu, melayani pelanggan di THM,” kata (R) dengan nada rendah.

Kurang lebih 1 tahun saya bekerja di THM, Pelayanan saya lakukan terhadap tamu atau pelanggan di Cafe THM layaknya sebagai tamu, tidak lebih.

Saat media bertanya kepada (R) mengenai perjalanan hingga memilih menjadi pekerja malam.

(R) menceritakan bahwa sebelumnya saya tidak tahu harus bekerja seperti ini. Namun setelah mendapatkan informasi, bahwa ada banyak lowongan di Kabupaten Sidrap sebagai pelayan kafe, saya berangkatlah ke Sidrap.” jelas (R).

Menurutnya, Ia terpaksa memilih bekerja sebagai wanita pekerja malam, karena harus menghidupi anggota keluarganya. Ini bukan hal yang mudah bagi (R), Kadang sedih, tapi harus dilakoninya.

“Lagi-lagi, saya harus berpikir bahwa saya dan keluarga harus bisa bertahan hidup.” ucapnya.

Dalam satu malam, penghasilan yang didapatkan tidak menentu, tergantung dari beberapa tamu yang datang.

Kalau dihitung-hitung penghasilan dalam 2 minggu 1 juta, terkadang pulang bisa mencapai 2 juta perbulan.

Dari pengakuannya, Ia sangat ingin pulang dan merindukan keluarga. Namun karena sebagai tulang punggung, harus tetap bertahan kerja.

Setiap malam, saya harus menemani laki-laki untuk minum dan karaoke dengan berbagai macam bentuk, mulai dari orang muda hingga tua.

Namun pelayanan yang diberikan kepada pelanggan layaknya sebagai tuan rumah dan tamu, tidak kurang dan tidak lebih.

“Aku sadar risiko itu mengerikan, tapi kembali lagi soal ekonomi keluarga.” katanya.

Lanjut pengakuan (R), dengan berkerja sebagai pekerja malam banyak cemo’oh yang didengarkan. Padahal, hidupnya bekerja di THM hanya sebagai wanita yang menemani, Tidak lebih dari itu.

(R) berharap kepada semua para pekerja THM di Sidrap bisa melakukan pelayanan yang baik dan tidak keluar dari kaidah-kaidah Islam.

Masyarakat perlu mengatahui bahwa tujuan kami datang ke Sidrap bekerja dan berprofesi sebagai pelayan THM itu, hanya mencari nafkah, mengenai pelayanan yang dilakukan terhadap pelanggan layaknya sebagai tamu saja. (Mulyadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *